Pemimpin Libya Muammar Khadafi ternyata mempekerjakan delapan Tenaga Kerja Indonesia. Saat ini, pemerintah Indonesia berupaya mengevakuasi delapan TKI yang berada di Istana Khadafi itu.
"Ada delapan orang, bisa diduga di Istananya," kata Ketua Satuan Tugas Evakuasi Warga Negara Indonesia di Luar Negeri Hassan Wirajuda di Kantor Kementerian Politik Hukum dan HAM, Jakarta Pusat, Kamis 24 Februari 2011.
Mantan Menteri Luar Negeri ini memastikan delapan WNI yang bekerja di Istana Khadafi itu secepatnya akan dievakuasi. Kondisi Libya, menurutnya sudah sangat parah.
Menurut Wirajuda, perpecahan di antara dua kelompok di negeri itu sudah sangat memprihatinkan. Wirajuda lalu membandingkan kondisi Libya dengan Mesir. Kata dia, meski krisis Mesir mengalami tekanan politik yang intensif, tapi pemerintahannya masih jalan. Masih bisa berurusan dengan Kedutaan Indonesia di Mesir. "Saya nggak yakin hal yang sama bisa terjadi di Libya," tegas Wirajuda.
Pemerintah kini berupaya mengambil langkah untuk mengevakuasi warga Indonesia di Libya seperti halnya di Mesir lalu. Sebagai langkah awal, pemerintah terus memantau kondisi bandara di Libya.
Wirajuda menjelaskan, mayoritas warga Indonesia di Libya terbanyak adalah sebagai tenaga kerja, selebihnya mahasiswa. "Untuk pekerja WIKA (Wijaya Karya) sudah agak matang persiapannya. Dalam artian sejumlah warga tinggalnya bersamaan sejumlah 210 orang siap diangkut," terangnya.
Sedangkan Kelompok kedua yang besar yang harus dievakuasi adalah mahasiswa, sebanyak 10 orang. Akan tetapi pihak universitas di Libya mengaku menjamin keselamatan mahasiswanya. "Presiden dari universitasnya memberikan jaminan bahwa mereka akan aman," ujar Wirajuda.
Meski demikian, pemerintah Indonesia tetap mempertanyakan kepada pihak universitas seberapa besar keamanan yang diberikan kepada mahasiswa bersangkutan. "Apakah Mereka merasa aman atau tidak?" tanya Wirajuda. (umi)
Powered By LintasBerita a>
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar